Sabtu, 01 Desember 2012

Laporan Fisilogi Tumbuhan Fermentasi


HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan dengan Judul “Fermentasi” yang disusun oleh :
Nama                           : A. Rezki Wahyuli Amal
NIM                            : 101414012
Kelas/ Kelompok        : B/V
Telah diperiksa dan dikoreksi oleh Asisten dan Koordinator Asisten, maka dinyatakan diterima.

                                                                                            Makassar,     Mei 2012
Koordinator Asisten,                                                          Asisten,



Risna Irawati, S.Pd.                                                           Rachmayani Ardiansyah
                                                                                             NIM. 091404019


Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab



Drs. H. Abd. Muis, M.Si
NIP. 19650201 198803 1 003



BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Makhluk hidup mengalami sautu proses pemebntukan energi melalui suatu proses katabolisme dimana terjadi proses penguraian dari molekul yang kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana, dimana akan menghasilkan suatu energi. Respirasi merupakan salah satu contoh dari penghasilan energi dimana terjadi reaksi penguraian bahan makanan yang diperoleh makhluk hidup yang kemudian akan menghasilkan energi. Respirsi ini bisa terjadi secara aerob dimana membutuhkan oksigen untuk menghasilkan energi dan secara anaerob yang tidak membutuhkan okisgen untuk menghasilakn energi.
Salah satu contoh dari proses respirasi yang tidak membutuhkan energi adalah proses fermentasi. Fermentasi ini menggunakan sel-sel ragi yang nantinya akan menghasilkan karbondioksida dan energi. Pada manusia proses fermentasi terjadi pada otot dimana piruvat akan diubah menjadi asam laktat. Biasanya fermentasi yang biasa kita lakukan berupa jenis karbohidrat berupa glukosa yang akan difermentasi dengan menggunakan ragi, dimana ragi ini merupakan suatu kumpulan spora-spora, hasil dari fermentasi ini berupa karbondioksida dan energi.
Berdasarkan penjelasan singkat diatas, untuk mengetahui lebih jauh lagi mengenai hal yang berkaitan dengan proses fermentasi dilakukan pengamatan sederhana dalam suatu praktikum  yang berjudul “Fermentasi” dimana akan dibuktikan bahwa pada proses fermentasi yang dilakukan oleh sel-sel ragi terhadap glukosa akan menghasilkan karbondioksida dan energi, melalui beberapa perlakuan yang berbeda-berbeda untuk dapat menjelaskan proses fermentasi yang telah terjadi dan dapat membandingkan dengan teori yang telah diperoleh baik secara mandiri ataupun yang telah diperoleh dalam proses perkuliahan.
B.       Tujuan
Adapun tujuan dari dilaksanakannya praktikum ini adalah untuk membuktikan bahwa fermentasi yang dilakukan oleh sel-sel ragi terhadap glukosa akan menghasilan karbodioksida dan energi.
C.      Manfaat Praktikum
Adapun manfaat dari dilaksanakannya praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat mengamati secara langsung proses fermentasi dan mampu membandingkannya dengan teori yang ada.



















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Respirasi adalah suatu proses pengambilan O2 untuk memecah senyawa-senyawa organik menjadi CO2, H2O dan energi. Namun demikian respirasi pada hakikatnya adalah reaksi redoks, dimana substrat dioksidasi menjadi CO2 sedangkan O2 yang diserap sebagai oksidator mengalami reduksi menjadi H2O. Yang disebut substrat respirasi adalah setiap senyawa organik yang dioksidasikan dalam respirasi, atau senyawa-senyawa yang terdapat dalam sel tumbuhan yang secara relatif banyak jumlahnya dan biasanya direspirasikan menjadi CO2 dan air. Sedangkan metabolit respirasi adalah intermediat-intermediat yang terbentuk dalam reaksi-reaksi respirasi (Anonima, 2012).
Menurut Soedirokoesoemo dalam Yusuf (2009), berdasarkan peran oksigen, dikenal dua macam respirasi, yaitu respirasi aerob dan respirasi anaerob (fermentasi). Umumnya respirasi aerob mempunyai tahap-tahap reaksi, mulai dari awal sampai akhir berturut-turut ialah: glikolisis, pembentukan asetil coenzim A (Asetil CoA), siklus krebs dan sistem transport elektron.
Fermentasi  merupakan salah satu peristiwa dalam katabolisme. Sebagai bahan dasarnya adalah karbohidrat yang akan diubah menjadi karbondioksida dan energi. Salah satu contoh dari fermentasi adalah peragian alkohol. Dalam hal ini sel-sel ragi memegang peranan penting pada proses perubahan alkohol menjadi karbondioksida dan energi (Ismail, 2012: 36).
Fermentasi adalah proses penghasil energi utama dari berbagai mikroorganisme. Mikroorganisme seperti itu disebut anaeroob, karena mereka mampu hidup dan memecah senyawa organik tanpa oksigen. Beberapa dari organisme tersebut akan mati jika didedahkan dengan oksigen. Dalam hal ini mereka disebut anaerob obligat (Sasmitamihardja, 1996: 169).
Glikolisis dapat berfungsi dengan baik tanpa O2 oksidasi lebih lanjut dari piruvat dan NADH oleh mitokondria memerlukan oksigen. Karena itu, bila O2 terbatas, NADH dan piruvat mulai tertimbun. Pada keadaan ini, tumbuhan menjalankan fermentasi (respirasi anaerobik), membentuk etanol dan asam laktat. Fermentasi adalah pemecahan karbohidrat secara anaerob dimana molekul organik merupakan akseptor elektron akhir (Ismail, 2008: 141).
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik. Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal. Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil fermentasi adalah etanol, asam laktat, dan hidrogen. Akan tetapi beberapa komponen lain dapat juga dihasilkan dari fermentasi seperti asam butirat dan aseton. Ragi dikenal sebagai bahan yang umum digunakan dalam fermentasi untuk menghasilkan etanol dalam bir, anggur dan minuman beralkohol lainnya (Anonimb, 2012).
Proses fermentasi ini umumnya dijumpai pada sistem perakaran tumbuhan jika mengalami penggenangan. Pada reaksi fermentasi akan dihasilkan asetaldehid melalui proses dekarboksilaso, kemudian asetaldehid direduksi oleh NADH untuk menghasilkan etanol. Reaksi terakhir ini tergantung pada aktivitas enzim alkohol dehidrgenase. Aktivitas enzim ini akan menentukan apakah etanol atau asam malat yang akan dihasilkan sebagai produk fermentasi. Secara lebih rinci mengenai fermentasi yang berlangsung pada tumbuhan hidup dapat ditelusuri pada publikasi-publikasi yang berhubungan dengan tanggapan tanaman terhadap kondisi hipoksida atau anoksida, baik yang terjadi secara alami, misalnya karena penggenangan atau yang dirancang untuk penelitian dengan menggunakan gas nitrogen sebagai pengganti udara normal untuk menjamin ketersediaan oksigen (Lakitan, 2011: 188).



BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.    Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal        : Jumat/  27 April 2011
Waktu                  : Pukul 10.50 s.d 13.10 WITA
Tempat                 : Lab. Biologi Lantai III sebelah Timur FMIPA UNM
B.     Alat dan Bahan
1.      Alat
a.       Tabung reaksi 6 buah
b.      Rak tabung reaksi
c.       Stopwach
d.      Gelas ukur 10 ml
e.       Thermometer batang
f.       Pipet
g.      Kaki tiga
h.      Kasa
i.        Bunsen
2.      Bahan
a.       Larutan Yeast
b.      Larutan Glukosa
c.       Air kapur
d.      Aquades
e.       Kertas Label
C.    Prosedur Kerja
1.      Menyiapkan tabung reaksi dan memberi label (A1, B1, C1, A2, B2, C3).
2.      Mengisi tabung A1 dengan 6 ml larutan glukosa 20%.
3.      Mengisi tabung B1 dengan 6 ml larutan yeast 20%.
4.      Mengisi tabung C1 dengan 3 ml larutan glukosa dan 3 ml larutan yeast 20%.
5.      Memasang balon karet pada masing-masing mulut tabung A1, B1, dan C1.
6.      Memasukkan 3 tabung reaksi tersebut ke dalam gelas kimia yang berisi air yang telah dipanasakan dengan suhu 37˚C. Mengamati perubahan yang terjadi.
7.      Memasukkan air kapur ke dalam 3 tabung reaksi lain, yang diberi label A2, B2, dan C2.
8.      Melepaskan balon karet dari mulut tabung reaksi, kemudian hembuskan gas dalam tabung ke dalam air kapur tersebut. Mengamati perubahan yang terjadi.















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.      Hasil Pengamatan
Tabel 1. Hasil kegiatan fermentasi dengan cara pemanasan larutan
No
Tabung
Sebelum Pemanasan
Perubahan
1
A1
Larutan glukosa 20%
Bening
Tetap
2
B1
Larutan yeast 20%
Bergelembung
Gelembung tambah banyak
3
C1
Larutan glukosa + larutan yeast
Gelembung banyak
Gelembung bertambah banyak

Tabel 2. Hasil reaksi antara kapur dan karbondioksida
No
Tabung
Kondisi Awal
Setelah perlakuan
1
A2
Air kapur
Keruh
Tetap
5
B2
Air kapur
Keruh
Tetap
6
C2
Air kapur
Keruh
Tetap

B.       Pembahasan
Pengamatan kegiatan I digunakan larutan dimana larutan glukosa, larutan yeast, dan larutan yeast yang ditambah dengan glukosa, terlihat pada tabel diatas bahwa kondisi tabug C1 dimana didalamnya terdapat larutan antara yeast dan glukosa setelah dipanaskan terlihat adanya  pembentukan gelembung gas yang semakin banyak dimana hal ini terjadi bahwa yeast tersebut memfermentasi glukosa tersebut. Sedangkan pada tabung A1 tidak memperlihatkan perubahan karena di dalam tabung tersebut hanya ada larutan glukosa sehingga tidak ada bahan yeast yang akan menjadi penghantar untuk terjadinya fermentasi sedangkan pada tabung B1 tidak memperlihatkan suatu perubahan yang berarti dimana di dalamnya hanya terdapat yeast dan tidak terdapat glukosa yang berfungsi sebagai media yang akan difermentasikan.
Kegiatan kedua, jelas terlihat bahwa dari ketiga tabung yang berisi air kapur tidak ada yang mengalami perubahan setelah dipasangkan balon yang merupakan sebagai tempat penampung gas hasil fermenntasi dari kegiatan I, ini tentu jelas berbeda dengan teori yang ada, dimana seharusnya pada tabung C2 yang dipasangkan dengan balon yang berasal dari C1 dimana telah terjadi proses fermentasi sebelumnya seharusnya gas yang ada dapat membuat perubahan pada kapur dengan adanya gelembung gas pada kapur. Hal ini terjadi mungkin karena pada saat pemanasan gas yang terbentuk tidak sepenuhnya masuk kedalam gas karena kondisi leher tabung tidak sepenuhnya tertutup oleh  balon sehingga terjadi kebocoran atau bisa saja disebabkan karena pemanasan yang kurang sehingga gas yang ada tidak mencukupi untuk memberi perubahan pada air kapur.
Secara teori menurut Ismail (2012: 36), fermentasi merupakan salah satu peristiwa dalam katabolisme. Sebagai bahan dasarnya adalah karbohidrat yang akan diubah menjadi karbondioksida dan energi. Dalam peristiwa ini, sel-sel ragi memegang peranan penting pada proses perubahan alkohol menjadi karbondioksida dan energi. Sehingga karbondioksida yang terbentuk akan berekasi dengan larutan kapur dan membentuk endapan kapur.  
Dimana reaksinya yaitu Ca(OH) + CO    CaCO + HO








BAB V
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Fermentasi akan menghasilkan gas karbondioksida, dan energi sehingga saat balon yang berisi gas di dipasang pada tabung yang berisi larutan kapur maka menyebabkan air kapur bergelembung dan terbentuk endapan kapur.
B.       Saran
1.      Sebaiknya praktikan serius dalam melakukan praktikum.
2.      Sebaiknya asisten mendampingi masing-masing kelompok saat praktikum.
3.      Sebaiknya laboran menyiapkan alat dan bahan yang lengkap sehingga praktikum dapat berjalan dengan baik.















DAFTAR PUSTAKA
Anonima. 2009. Respirasi. http://one.indoskripsi.com/node/4672. Diakses pada tanggal 1 April 2012 di Makassar.
Anonimb. 2012. Fermentasi. http://en.wikipedia.org/wiki/Fermenatsi.htm. Diakses pada tanggal 1 April 2012 di Makassar.
Ismail. 2008. Fisiologi Tumbuhan. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM
Ismail dan Abd. Muis. 2012. Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM
Lakitan, Benyamin. 2011. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Rajawali Pers
Sasmitamihardja, Dardjat. 1996. Fisiologi Tumbuhan. Bandung: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Yusuf, Rezki Ferawati. 2009. Laporan Praktikum Fermentasi. http://Laporan-Praktikum“Fermentasi”«MyMine.htm. Diakses pada tanggal 1 April 2012 di Makassar.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar